Sunday, March 1, 2009

Greeting !

Salam Damai dalam Kristus !

Pembaca terkasih,
Terlebih dulu redaksi mohon maaf atas keterlambatan terbitnya Warta Kring edisi Pebruari ini, yang disebabkan sesuatu dan lain hal.
Bulan Februari adalah bulan yang selalu identik dengan cinta dan kasih sayang, baik buat keluarga, teman dan yang pastinya buat ...... insan pasang yang sedang dilanda cinta. Dalam bulan Februari ini, sepertinya kita di ingatkan, baik oleh acara-acara televisi maupun barang-barang/pernak pernik yang di jual di toko-toko atau pun di mal-mal , baik berupa coklat, kue, boneka, bunga dan semua yang seba berwarna pink. Valentine Day yang jatuh pada tanggal 14 Pebruari, biasanya memang bisa sedikit melepaskan kita dari rutinitas untuk menunjukkan kasih sayang, terutama kepada orang-orang kita kasihi.
Lalu apakah kita yang katanya sudah mengenal cinta, mengalami jatuh cinta, sudah mengerti dan memahami arti cinta yang sesungguhnya, mungkin artikel di bawah ini bisa sedikit memberi tambahan pemahaman tentang cinta ( Artikel diambil dari blog Pudjiono).
Alkisah, di suatu pulau kecil tinggallah berbagai benda abstrak. Ada yang bernama ‘Cinta’, ‘Kesedihan’, ‘Kegembiraan’, ‘Kekayaan’, ‘Kecantikan’ dan lainnya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datanglah badai menghempas pulau kecil itu dan meyebabkan permukaan air laut tiba-tiba naik dan tampaknya akan menenggelamkan pulau itu.
Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu permukaan air laut semakin naik dan membasahi kakinya.
Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu, “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!,” teriak Cinta. “Aduh! Maaf, Cinta!,” kata Kekayaan “Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” Lalu Kekayaan cepat-cepat pergi mengayuh perahunya. Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!,” teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak dapat mendengar teriakan Cinta. Permukaan air laut semakin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta pun semakin panik.
Tak lama lewatlah Kecantikan “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!,” teriak Cinta “Wah, Cinta kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu pergi. Nanti kau akan mengotori perahuku yang indah ini,” sahut Kecantikan. Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan “Oh kesedihan, bawalah aku bersamamu!,” kata Cinta. “Maaf. Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..,” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta pun putus asa.
Ia merasakan permukaan air laut makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat yang kritis itulah tiba-tiba terdengar suara “Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!” Cinta menoleh ke arah suara itu dan cepat-cepat naik ke perahu itu, tepat sebelum air laut menenggelamkannya. Di pulau terdekat, Cinta turun dan perahu itu langsung pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta menyadari bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa yang menolongnya. Cinta segera bertanya pada penduduk pulau itu. “Yang tadi adalah ‘Waktu’,” kata penduduk itu “Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku? Aku tidak mengenalinya. Bahkan teman-temanku yang mengenalku pun enggan menolong” tanya Cinta heran “Sebab HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU

No comments: