Thursday, May 1, 2008

Greetings di Bulan Maria

Salam Damai dalam Kristus,

Pembaca terkasih, Tanpa dirasa tahun 2008 sudah memasuki bulan Mei, bulan yang dalam kalender Liturgi kita adalah bulan Maria, di bulan ini kegiatan menggereja kita diisi dengan kegiatan doa Rosario.

Di bulan ini kita meneladani apa yang dilakukan Bunda Maria, dengan renungan doa Bunda Maria belajar memahami misteri Kristus meyadari tempatnya yang luar biasa dalam kebijaksanaan dan kesederhanaan Penebusan.

Hanya dengan menjadi dekat dengan “misteri Kristus” yang mencakup misteri Maria, kita juga akan dapat memahami kedudukan kita dan panggilan kita yang sesungguhnya dalam dunia yang telah ditebus ini. Nilai doa Rosario dapat ditemukan dalam pemusatan pikiran pada misteri penyelamatan Penebusan oleh Kristus. Rosario memungkinkan kita mengikuti perkembangan Maria, pertumbuhan kehidupannya dalam iman dan harapan.

Doa Rosario mengajar kita meneladani keputusan fiat dari teladan “khusus” yang diberikan Maria, dan bagaimana mengucapkan persetujuan pribadi ini terhadap berbagai tahap kehidupan kita, dalam sukacita, penderitaan, dan dalam kemenangan. Pembaca terkasih, marilah kita mengarahkan perhatian dan pikiran kita kepada Rosario. Karena apa yang sesungguhnya kita ucapkan kepada Maria, melalui doa penuh kekhusukan batin, tidak lain adalah ucapan “terima kasih”.

Profil Sie Liturgi

Profil kita kali ini adalah seorang Ibu yang pastinya tidak asing lagi bagi warga Kring Santa Maria Immaculata, seorang Ibu yang sering diminta untuk memimpin doa, baik doa Rosario dan doa-doa lainnya, yaitu Ibu Wivina Kusumawaty atau yang lebih dikenal dengan nama Ibu Suwoto, yang saat ini menjabat Seksi Liturgi di Kring Santa Maria Immaculata.

Ibu Suwoto, kelahiran Surabaya, 6 Januari 1960 bekerja di PT. ITCI selama 1 tahun setelah menyelesaikan pendidikannya di SMAN 1 Balikpapan. Mungkin, di sini juga Ibu Wivina bertemu dengan jodohnya Bapak Titus Suwoto dan setelah menikah pada tanggal 12 Februari 1983, Ibu Wivina total mengabdikan dirinya sebagai ibu rumah tangga.

Namun walau tidak bekerja sebagai karyawati suatu perusahaan Ibu Wivina sangat aktif diberbagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan antara lain :

  1. PKK PT. ITCI Kenangan
  2. Perhimpunan Ibu-ibu Katolik di PT. ITCI Kenangan
  3. Persatuan Ibu-ibu PT. ITCI
  4. Paguyuban Ibu-ibu Surakartan
  5. Kelompok doa Ibu-ibu Carolus Boromeus
  6. Seksi Liturgi Lingkungan Santa Maria Immaculata tahun 2001 sampai dengan sekarang
  7. WKRI Balikpapan
  8. PKK RT. 048 Balikpapan Baru Kelurahan Damai

Namun walaupun aktif di berbagai kegiatan Ibu Wivina tidak pernah menelantarkan putra-putrinya yang sekarang sudah beranjak dewasa, satu orang putra yang saat ini bekerja di Pulau Dewata Bali dan seorang putri yang hampir menyelesaikan kuliahnya di Jogyakarta.

Sejarah Rosario

by Dewi Hendra

Kata Rosario berasal dari bahasa Latin, rosarium,artinya “kebun bunga.” Di dalam Kidung Agung, Kitab Suci umat Yahudi, di tulis tentang seorang wanita cantik yang tinggal di sebuah kebun. Ia digambarkan sebagai “bunga mawar dari Saron,bunga bakung di lembah-lembah” (Kidung Agung 2:1}.

Bagi umat Kristen, bait ini dan seluruh Kidung Agung melambangkan cinta pasangan pengantin, antara Kristus dan umatNya. Maka, wanita itu diyakini sebagai Perawan Maria, sementara yang dimaksud dengan kebun keabadian adalah kebun mawar dari Bunda Maria. Hubungan antara mawar dan kebun mawar dengan Maria semakin menunjukkan maknanya dalam tradisi umat Katolik dalam abad ke-12, melalui tulisan Bernard dari Clairvaux dan ordonya Benediktin.

Tak ada tanggal pasti tentang asal mula Rosario. Menentukan titik awal perkiraan dari devosi ini sangat tergantung dari cara kita mendefinisikannya. Bila kita memahami Rosario sebagai rangkaian manik-manik yang digunakan untuk menghitung doa, maka awalnya jauh sebelum kelahiran Kristus, yaitu abad 9 SM, ketika bangsa Hindu mulai menggunakan manik-manik untuk berdoa. Besar kemungkinan umat Kristen pertama memunculkan metode seperti manik-manik untuk menghitung doa pada awal-awal Desert Fathers,mereka yang melarikan diri ke gurun pasir pada abad ketiga untuk berdoa tanpa henti agar dapat mencapai kesucian spiritual. Tahun-tahun berlalu, metode penghitungan pun menjadi semakin canggih. Pada abad kesebelas, para penganut agama dan awam yang saleh lazim membawa rangkaian manik atau tali yang disimpulkan yang disebut “paternoster”.

Doa yang diucapkan dalam Rosario berkembang selaras dengan penggunaan paternoster. Dengan semakin berkembangnya devosi kepada Yesus dan Maria pada abad kesebelas dan dua belas, maka doa Bapa Kami (Pater Noster) dan Salam Maria (Ave) dilambungkan oleh para awam sebagai pengganti Mazmur bahasa Latin. Sementara itu, kalimat-kalimat yang digunakan mengacu pada kehidupan Yesus dan Maria yang selanjutnya dikembangkan menjadi peristiwa, diselipkan di antara doa, sehingga tercipta suatu kerangka atau konteks yang sesuai.

Beberapa abad sesudahnya, setelah sebagian terbesar doa berkembang, dan orang menggunakan manik-manik untuk doa ini, peristiwa muncul dalam bentuk yang sekarang kita kenal. Adalah Dominic dari Prussia, rabbi dari ordo yang didirikan oleh Santo Bruno pada awal abad kelima belas, menulis sebanyak lima puluh meditasi- pernyataan iman Kristiani yang disebut clausulae- satu untuk masing-masing dari kelima puluh Ave. Akhirnya clausulae dan Ave dikelompokkan dalam puluhan, setiap puluhan dimulai dengan Bapa Kami.

Persetujuan Gereja tentang Rosario atau setidaknya pengakuan secara resmi dinyatakan pada tahun 1571, atas jasa para Dominikan dan pembentukan Persaudaraan Rosario. Persaudaraan Rosario ini menerbitkan buku tentang Rosario yang berhasil membuatnya dikenal. Paus Pius V dan Leo XIII adalah tokoh-tokoh penting dalam mempromosikan Rosario.

Yang Berbahagia di Bulan MEI

Selamat Ulang Tahun buat warga Kring kita yang ber ulang tahun di bulan Mei ini yaitu bagi :
  1. Bapak Rudy Mokodompit, Ibu Elizabeth Telly Amelia dan ananda Vincentius AXL Jevison ( 1 Mei 2008 )
  2. Ananda Aurelius Audric ( 2 Mei 2008)
  3. Bapak Stefanus Teddy ( 4 Mei 2008 )
  4. Ananda Christofer ( 8 Mei 2008 )
  5. Ananda Chintya Wu, Dicky Gunawan, dan Varreno Marloy ( 9 Mei 2008 )
  6. Bapak Hendra Ajinata ( 11 Mei 2008 )
  7. Ananda Natasha Nouvelle ( 12 Mei 2008 )
  8. Ibu Vivi ( 16 Mei 2008 )
  9. Ananda Michael Salim ( 18 Mei 2008 )
  10. Ibu Jennifer Ernest / Li Chen dan Ananda Brajamusti ( 20 Mei 2008 )
  11. Ibu T. Elisa dan Ananda Josua Mailangkay ( 21 Mei 2008 )
  12. Ibu Vinsensia Eni Indrawati dan Bpk E. Winokan ( 22 Mei 2008 )
  13. Ananda Kenneth dan Mario Halim ( 24 Mei 2008 )
  14. Ibu Marie Hari Susanto ( 26 Mei 2008 )
  15. Bapak Pratomo Agung ( 27 Mei 2008 )
  16. Ananda Silvia Wu ( 29 Mei 2008 )

Kami ucapkan juga Selamat Ulang Tahun Perkawinan bagi pasangan-pasangan yang berbahagia ini :

  1. Bapak Martinus & Ibu Sri Wahyuni ( 9 Mei 2008 )
  2. Bapak Feliks Sianta & Ibu Bernadetha Yelly ( 16 Mei 2008 )
  3. Bapak Robert Irwan & Ibu Shinta Suryawati ( 19 Mei 2008 )
  4. Bapak Djono & Ibu Rianes ( 25 Mei 2008 )
  5. Bapak Yuswar & Ibu Elizabeth ( 31 Mei 2008 )


Selamat juga buat anak-anak kami yang akan
menerima Komuni Pertama pada tanggal 25 Mei 2008 :


  1. Vincentius AXL Jevison putra Keluarga Bapak Vincentius Christianto & Ibu Laurentia Jenny
  2. Alexander Kevin Manorekang putra Keluarga Bapak F. Zaldy & Ibu Shintya
  3. Clara Silvia Wu putri Keluarga Bapak Anton Wu & Ibu Chriesty
  4. Christophorus Davin Ludy Aristo putra Keluarga Bapak Bernardus Aman & Ibu Lusia
  5. Beatus Martua Simamora & Yolanda Fransisca Simamora putra-putri Keluarga Bapak Hubertus Simamora & Ibu Jojor Tua Siregar
  6. Gregorius Abelard Bongata putra Keluarga Bapak P.H. Herry & Ibu F.F.Linda

Juga selamat buat pasangan yang berbahagia karena anak mereka sudah di baptis yaitu :

  1. Putri Keluarga Bapak Effendy Turnip & Ibu Rety
  2. Putra Keluarga Bapak Safung Darmalam & Ibu Herlyna
  3. Anak Keluarga Bapak Bonifasius Suryo & Ibu Brigitta Vina
  4. Alicia Laure Indrawan, puteri Keluarga Bapak Yohanes Rudy Indrawan & Ibu Odilia Suciati.

Selamat bergabung bagi warga baru semoga bisa menambah semangat baru juga ke dalam lingkungan Santa Maria Immaculata :

  1. Bapak Rian 6. Bapak Soenoto
  2. Bapak Bonifasius Suryo/Ibu Brigitta Vina 7. Bapak Ferry Yan Aries
  3. Bapak Willy 8. Ibu Rita Tanri
  4. Ibu Sari 9. Bapak Yohanes Rudi Indrawan/Odilia S.
  5. Ibu Merry Darwis

Jenny Gadis Yang Cantik

Jenny, gadis cantik kecil berusia 5 tahun dan bermata indah. Suatu hari ketika ia dan ibunya sedang pergi berbelanja, ia melihat sebuah kalung mutiara tiruan yang sangat indah, harganya pun cuma 2.5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut dan mulai merengek kepada ibunya, akhirnya sang ibu setuju, katanya, ” Baiklah anakku, tetapi ingatlah meskipun kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti sesampainya dirumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Biasanya Nenek selalu memberimu uang pada hari Ulang Tahunmu, itu juga harus kamu berikan kepada ibu.”

”Okay,” kata Jenny setuju.

Merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang di tulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari Ulang Tahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia selalu memakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke supermarket, bermain bahkan pada saat ia tidur, kecuali pada saat mandi. "Nanti lehermu jadi hijau," kata ibunya.

Jenny juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah selalu membacakan sebuah buku cerita untuknya. Pada suatu hari seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Jenny; "Jenny, apakah kamu sayang ayah?"

”Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah."

"Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah."

"Yaa... ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain, Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus, Ayah juga boleh ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru tapi jangan ayah ambil kalungku..."

"Ya anakku, tidak apa-apa... tidurlah." Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: "Selamat malam anakku, semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian setelah membacakan cerita ayahnya bertanya lagi: "Jenny apakah kamu sayang ayah?"

"Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu. "

"Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?"

"Yaa, jangan kalungku..., Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. .. Ayah masih ingat kan ? Itu mainan favoritku. Rambutnya panjang dan lembut. Ayah bisa memainkan rambutnya, mengepangnya dan sebagainya. Ambillah Yah, Asal ayah jangan minta kalungku..."

"Sudahlah nak, lupakanlah," kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu Jenny mulai berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya? dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak? Beberapa hari kemudian ketika ayah Jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya sambil berkata: "Ayah..., terimalah ini.." Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan dengan penuh kesedihan kalung tersebut berpindah ke tangan sang ayah... Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah dan sangat mahal... Ia telah menyimpannya begitu lama untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Begitu pula dengan dengan Tuhan kita. Seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu yang kita anggap sangat berharga dan sering kali ternyata tak bernilai & menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. sesuai dengan rencana Tuhan, yang pastinya indah pada waktunya.

Syaloom

Pembaca terkasih untuk edisi kali ini salam perpisahan kami berikan satu artikel mengenai doa, yang mungkin bisa membuat doa kita terutama di bulan Rosario ini lebih bermakna,


Doa by Bayu Wicaksono


Doa adalah memanjatkan hati dan pikiran kita kepada Allah untuk berkomunikasi dengan-Nya. Kita harus berdoa karena:
a. untuk menyembah Allah, untuk berkata kepada-Nya bahwa Dialah yang menciptakan kita dan bahwa kita bergantung dalam segala hal kepada-Nya.

b. untuk berterima kasih kepada Allah atas segala rahmat karunia yang telah diberikan-Nya kepada kita.

c. untuk meminta ampun dari Allah atas dosa-dosa kita.

d. untuk meminta pertolongan Allah dalam segala hal.

Kapankah kita harus berdoa? Setiap hari, khususnya pada waktu:
a. pada pagi hari, untuk mempersembahkan hari ini kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya dalam menghadapi godaan-godaan hari ini.
b. sepanjang hari, terutama ketika ada godaan.
c. pada malam hari, untuk berterimakasih kepada Allah atas berkat karunia pada hari itu dan untuk meminta ampun kepada-Nya atas dosa-dosa yang telah kita lakukan pada hari itu.
d. sebelum dan setelah makan.

Apakah Allah selalu mendengar doa-doa kita? Ya, tetapi Dia tidak selalu memberikan apa yang kita minta, karena kita tidak selalu tahu apa yang terbaik bagi kita dan kadang-kadang kita meminta hal-hal yang bisa berakibat buruk bagi diri kita.

Selain doa-doa seperti Bapa Kami dan Salam Maria, kita mesti sering berdoa langsung dari hari kita dengan kata-kata kita sendiri. Doa-doa kita yang terbaik seringkali dilakukan bahkan tanpa mengejawantahkan pikiran-pikiran kita dalam kata-kata. Ini disebut "berdoa dalam kata-katamu sendiri tanpa kata-kata". Sebutan lain bagi hal ini adalah doa pikiran atau meditasi. Berdoa dengan cara ini barang lima-belas atau dua-puluh menit setiap hari adalah salah satu cara yang terbaik untuk membangun persahabatan dengan Tuhan kita.

Amat baik untuk berdoa di siang hari dengan doa-doa singkat, seperti "Yesus, aku mengasihimu." "Ya Tuhan, saya mempersembahkan pekerjaan saya saat ini bagi dosa-dosa saya," "Ya Yesus, kasihanilah."

Tidak harus berlutut pada waktu berdoa, akan tetapi dengan sambil berlutut, ini bisa membantu menciptakan sikap perilaku dan semangat doa yang sesuai pada waktu berdoa, terutama pada waktu doa pagi dan doa malam.