Monday, December 1, 2008

Greetings

Salam Damai dalam Kristus,

Pembaca terkasih, Warta Kring Sta. Maria Immaculata Edisi Nopember 2008 ini hadir kembali kendati sangat terlambat tiba di tangan Anda karena adanya sedikit hambatan teknis. Untuk keterlambatan ini, atas nama redaksi kami mohon maaf.
Tanpa terasa, Warta Kring kita ini telah berusia 1 tahun sejak edisi perdana bulan Nopember 2007 yang lalu. Sudah banyak kita berbagi cerita dan artikel, namun redaksi yakin, Warta Kring kita ini masih jauh dari sempurna, hanya yang menggembirakan kita semua akhir-akhir ini adalah makin banyak teman-teman yang berpartisipasi mengirimkan artikel sehingga Warta Kring kita menjadi lebih berwarna, dan ini merupakan hasil kerja teman-teman yang menggembirakan dan membanggakan kita semua.

Pembaca terkasih dalam edisi kali ini, redaksi ingin mengajak anak-anak kita untuk m mengirimkan buah karya berupa puisi dan gambar dengan tema ”Ulang Tahun”, yang selanjutnya masing-masing akan dipilih 3 buah karya yang akan kita tampilkan dalam Warta Kring edisi Januari 2009 yang akan datang dan untuk karya yang terpilih, redaksi menyediakan bingkisan yang menarik. Jadi, ayolah, redaksi menunggu karya terbaik dari adik-adik kita. Kapan lagi?

Profil


Profil kita kali ini adalah profil terakhir dari jajaran pengurus Kring St. Maria Immaculata periode 2007-2009 yaitu Bpk. Leonardus Hendra Lie atau biasa disapa pak Hendra yang bertugas di Sie Tata Tertib. Lahir di Jambi tanggal 26 Juli 1966 dan merupakan anak pertama dari 6 bersaudara. Masa SD dan SMP dijalaninya di Jambi sedangkan SMA dilanjutkan di Yogyakarta. Memulai kariernya di Jakarta setelah menamatkan Perguruan Tinggi pada tahun 1991. Sewaktu masih bergabung di Modern Group, berkenalan dengan Carolina Mina yang punya hobby memasak dan mereka menikah pada tanggal 12 Maret 2000 di Jakarta, pasangan yang berbahagia ini dikaruniai 2 anak laki-laki William dan Kevin yang saat ini bersekolah di Sekolah RK. Aktif berperan serta dalam beberapa organisasi yang saat ini antara lain tercatat sebagai ; Bendahara I Komite Sekolah Yayasan Budi Bakti (RK) Balikpapan, Sekretaris II Paguyuban GuangZhao Balikpapan, Sekretaris Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin Provinsi Kaltim dan juga menjabat sebagai Bendahara III di DPP St. Theresia Balikpapan. Pernah ditugaskan di Surabaya selama 3 tahun dan pindah ke Balikpapan pada tahun 2002 bertugas sebagai Sr. Manager Finance & Accounting di PT. Sinar Mas Wisesa sampai dengan sekarang dan bertempat tinggal di Pesona Kyoto Blok BE-06 Komplek Balikpapan Baru.









CATATAN CINTA DARI LOURDES (2)

Kabut tipis serta mendung menyelimuti kota Lourdes pagi ini. Udara dingin mengiringi langkah saya ke kapel kecil yang letaknya tak jauh dari Gua Maria. Misa pagi dalam bahasa Indonesia dipimpin oleh romo pendamping rombongan, Romo Patrik Josaphat. Segala puji syukur kami persembahkan atas kurnia dan cinta kasih Bapa sehingga semua anggota rombongan berada dalam keadaan sehat walafiat walaupun telah menempuh perjalanan panjang dan jauh beberapa hari. Suasana kontras terlihat di luar kapel, begitu banyak orang sakit dengan kursi roda atau kereta khusus bertenda biru ditarik oleh para sukarelawan menuju kolam mandi di sebelah kanan Gua Massabielle. Saya tertegun kagum akan semangat dan harapan mereka. Kolam mandi dibuka jam 9.00 – 13.00 waktu setempat. Tetapi jam 7.30 antrian peziarah telah sangat panjang. Setiap periode jumlah orang yang mendapat kesempatan itu terbatas oleh waktu dan kelihatannya rombongan kami tidak akan mendapat kesempatan mandi pada periode pagi itu. Tour leader merubah acara untuk mulai mandi jam 11.00 siang untuk periode ke dua.
Acara utama lain pagi ini adalah jalan salib. Jalan salib di Lourdes berliku-liku sepanjang kurang lebih 1500 meter di puncak bukit Espelugues yang tinggi. Di tengah doa yang dibaca bergantian serta nyanyian jalan salib, para peziarah semuanya bersatu dan melebur dalam suasana haru yang tak dapat diekspresikan dengan kata-kata. Ada kursi roda yang ditinggalkan karena peziarah ingin menahan derita jalan salib. Napas terengah-engah serta kaki dan lutut yang sakit karena berlutut di setiap perhentian jalan salib berbatu-batu pastilah tidak sehebat penderitaan Yesus untuk menebus dosa-dosa kita manusia. Lantunan doa dan nyanyian dengan bahasa-bahasa berbeda dari setiap rombongan peziarah silih berganti. Patung-patung setinggi 2 meter di setiap perhentian mengingatkan saya akan Gua Maria Lourdes di Pohsarang, Kediri, Jawa Timur.
Saya telah beberapa kali ziarah dan menginap di Pohsarang dan juga sangat menyukai Gua Maria Lourdes Pohsarang yang begitu tenang. Doa-doa permohonan saya pada Bunda Maria di sana pun selalu terkabul. Namun lain Pohsarang, lain Lourdes. Suasana hati kita di Lourdes jadi berbeda walau pun di mana-mana bisa saja ada jalan salib dan pertobatan. Saya mendapat kesempatan membacakan doa jalan salib pada perhentian ke XI yaitu Yesus Disalibkan. Ini juga merupakan pengalaman pertama yang tak terlupakan dalam hidup saya dapat membacakan doa jalan salib di Lourdes.
Tetapi yang paling penting adalah cuplikan renungan yang harus selalu diingat yaitu ”Tuhan Yesus, berilah kami kekuatan untuk menyalibkan dosa-dosa kami agar kami kelak Kau bangkitkan dan boleh menikmati kebahagiaan bersama Engkau.”
Nyanyian: ”Dari salib Kau melihat. Tak terbilang yang menhujat. Berapakah yang taat?”
Cuplikan lirik lagu itu juga menyadarkan kita. Bukankah dalam tugas pekerjaan serta profesi kita di tengah masyarakat, organisasi atau lingkungan sosial lain, kita juga melihat dan merasakan tak terbilang yang menghujat. Kenapa kita sering sedih, kecil hati, marah dan tak kuat menghadapinya?
Saya pribadi juga sering begitu sensitive bila melihat beberapa anak didik yang diasuh dengan kasih , dididik disiplin, dibekali ilmu pengetahuan dan dibimbing ke arah yang benar, malah berbalik menghujat para pendidiknya. ”Oh, Tuhan, ampunilah mereka yang suka menghujat dan berilah kami kekuatan agar lebih sabar.”
Setelah perhentian ke XIV, Yesus Dimakamkan, di Lourdes ada jalan salib ke XV yaitu Yesus Bangkit Dari Antara Orang Mati. Batu besar bulat dengan ukiran cahaya/sinar di permukaannya tersandar di bukit karang melambangkan makam yang kosong setelah kebangkitan Kristus.
Di sebelah kanan bukit karang itu ada tulisan sederhana dalam bahasa Latin yang kira-kira berarti ”Dia telah bangkit seperti Dia katakan sebelumnya.” Alleluia!

(bersambung)

Article

Adalah seorang pembicara bernama Dr. Wan, menceritakan pengalamannya ketika ia dan keluarganya tinggal di Eropa. Satu kali mereka hendak mengadakan perjalanan ke Jerman. Untuk sampai di Jerman, mereka membutuhkan waktu tiga hari berkendaraan mobil tanpa henti (siang dan malam), Maka berangkatlah keluarga ini yang terdiri dari dirinya, istrimya dan seorang anak perempuan berusia 3 tahun yang bagi anak perempuan ini merupakan perjalanan jauhnya yang pertama. Malampun tiba, kendaraan mereka tetap laju namun anak perempuan ini merasa ketakutan dengan kegelapan di luar sana. Maka terjadilah dialog seperti ini antara anak perempuan ini dengan ayahnya.
"Mau kemana kita, papa?"
"Ke rumah paman, di Jerman."
"Papa pernah ke sana?"
"Belum."
"Papa tahu jalan ke sana?"
"Mungkin, kita dapat lihat peta."
[Diam sejenak] "Papa tahu cara membaca peta?"
"Ya, kita akan sampai dengan aman."
[Diam sejenak lagi] "Dimana kita makan kalau kita lapar nanti?"
"Kita bisa berhenti di restoran di pinggir jalan."
"Papa tahu ada restoran di pinggir jalan?"
"Ya, ada."
"Papa tahu ada dimana?"
"Tidak, tapi kita akan menemukannya. "
Dialog yang sama berlangsung beberapa kali dalam malam pertama, dan juga pada malam kedua. Tapi pada malam ketiga, anak perempuannya ini diam. Dr. Wan berpikir mungkin dia telah tertidur. Tapi ketika ia melihat ke ke belakang melalui cermin, ia melihat anak perempuannya itu belum tidur dan hanya melihat-lihat ke sekeliling dengan tenang. Dia bertanya-tanya dalam hati kenapa anak perempuannya ini tidak menanyakan lagi pertanyaan-pertanyaannya seperti sebelumnya.
"Sayang, kamu tahu kemana kita pergi?"
"Jerman, rumah paman."
"Kamu tahu bagaimana kita akan sampai ke sana?"
"Tidak"
"Terus kenapa kamu tidak bertanya lagi?"
"Karena papa sedang mengemudi."
Jawaban dari anak perempuan kecil berumur 3 tahun ini kemudian menjadi kekuatan dan pertolongan bagi Dr. Wan selama bertahun-tahun, ketika dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan dan ketakutan-ketakutan dalam perjalanannya bersama Tuhan. Ya, Bapa Kita sedang mengemudi. Kita mungkin tahu tujuan kita (seperti anak kecil yang tahu mau ke ‘Jerman' tanpa mengerti di mana atau apa itu sebenarnya). Kita tidak tahu jalan ke sana, kita tidak dapat membaca peta, kita tidak tahu apakah kita akan menemukan rumah makan sepanjang perjalanan. Tapi gadis kecil ini tahu hal terpenting, -- Papa sedang mengemudi -- dan dia aman.
Dia tahu papanya akan menyediakan semua yang dia butuhkan. Kenalkah engkau Bapa Anda, Gembala Agung, sedang mengemudi hari ini? Apa sikap dan respon anda sebagai seorang penumpang, anak-Nya yang dikasihi-Nya?
Kita mungkin telah menanyakan terlalu banyak pertanyaan sebelumnya, tapi kita dapat menjadi anak kecil itu, belajar menyadari fokus terpenting adalah 'Papa sedang mengemudi'. Tuhan adalah Bapa bagi Anda. Ijinkan Ia untuk mengemudikan hidup Anda. Maka kekuatiran bukan menjadi milik Anda lagi.
Mazmur 23:2-3
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Berita Kring

Congratulation
Kabar gembira buat warga Kring Sta. Maria Immaculata, yang pada Pesta Peringatan Pelindung Paroki kita St. Theresia Prapatan, Koor dan Tim Bulu Tangkis serta Bapak Koki Nasi Goreng kita berhasil merebut Juara 2. Semua prestasi ini hanya dapat terjadi atas dukungan semua warga Kring Sta. Maria Immaculata. Selamat ya buat semua, mudah-mudahan ke depannya kita lebih meningkatkan kerja, usaha dan kekompakan sehingga kita dapat mempertahankan prestasi kita.

Event
Menjelang Natal 2008 Kring kita akan mengadakan kegiatan berupa Aksi Sosia Natal 2008, yang seperti tahun lalu secara sukarela kami harapkan warga bisa memberikan bantuan berupa sembako dan barang keperluan sehari-hari seperti pakaian layak pakai, mainan layak main, buku pelajaran layak pakai, pasta gigi, sabun mandi, deterjen ataupun shampoo, yang nantinya akan kita salurkan ke panti-panti yang membutuhkan.

Koordinator kegiatan Aksi Sosial Natal 2008 kita kali ini adalah Ibu Adelina Lianuri (telp. 7212082 atau HP 08115420888)

Sumbangan mohon dikirim langsung ke Posko Aksi Sosial Natal Kring SMI, setiap hari kerja kecuali hari Minggu, kepada:
Ibu Henny Robert,
Depot Air Minum “OASIS”
Balikpapan Baru, Ruko Depan Blok D 5 no. 8, Balikpapan
Telp. 0542 – 872506 HP 08115420988
Sumbangan kami harapkan dapat diterima selambat-lambatnya tanggal 12 Desember 2008.
Pelaksanaan Aksi Sosial Natal 2008 pada hari Sabtu tanggal 13 Desember 2008. Bagi warga Kring yang ingin berpartisipasi dalam pelaksanaan Aksi Sosial Natal 2008 (kunjungan ke panti), dapat menghubungi dan mendaftar pada alamat tersebut.

Selain kegiatan Aksi Sosial Natal 2008, pada hari Sabtu tanggal 17 Januari 2009, Sekolah Minggu Kring St. Maria Immaculata juga akan mengadakan Acara Natal Bersama yang diperuntukkkan semua warga Kring SMI.
Acara Natal Bersama juga akan di hadiri Santa Claus, jadi anak-anak Sekolah Minggu harus bersikap baik supaya bisa mendapatkan kado dari Santa Claus.

Salah satu acara Natal Bersama itu adalah akan tampil Koor Anak-anak yang saat ini sedang dilatih oleh Ibu Lusia Andri (HP 0812 269 9375). Karena itu kami mohon partisipasi anak-anak dalam latihan koor yang diadakan pada:
Hari : Minggu
Jam : 11.00 Wita
Tempat : Balikpapan Baru, Den Haag Blok V 1 No. 19
Datang ya, supaya bisa mempersembahkan yang terbaik bagi Santa Claus.

Selamat bergabung dengan Kring SMI :
Bp. Hary Santoso (WIKA, KH 13 no. 27)

Berita Duka:
Telah meninggal dunia Bp. Wellem (84 tahun), ayahnda Ibu Angelina Efi ’AQUARIA’ pada hari Minggu sore tanggal 23 Nopember 2008 di Balikpapan dan dimakamkan di Berau. Segenap warga Kring SMI berduka cita. Semoga diterima disisi-Nya.

Syaloom


Di akhir edisi mari kita renungkan dua kata luar biasa yang terkadang kita lupa mengucapkannya yaitu kata ”Terima kasih ” dan ”Maaf”.
’Terima kasih’ adalah ungkapan bahwa kita telah menerima kasih dari orang lain, kita menerima tindakan dari orang lain, yang walau sekecil apapun dan dari siapapun itu telah membuat hidup kita menjadi lebih baik. Ketika kita mengucapkan ’terima kasih’ artinya kita secara sadar mengakui bahwa kita menerimanya.

’Maaf’ juga merupakan suatu kata yang amat luar biasa, suatu kata yang mencerminkan bahwa manusia tidaklah sempurna, sehingga dapat melakukan sesuatu yang tidak nyaman bagi sesamanya, entah di sengaja ataupun tidak. Dengan mengucapkan kata ’maaf’ berarti kita menyadari ’ke-tidak-nyaman-an’ yang kita timbulkan dan juga perasaan menyesal yang tentunya harus disertai niat baik untuk memperbaiki dan tidak mengulanginya lagi.

Dengan pemahaman di atas alangkah baiknya jika dua kata itu sering kita ucapkan. Semoga lebih banyak lagi kasih yang beredar di bumi, lebih banyak lagi orang yang menyadari bahwa dirinya tidak luput berbuat ’ke-tidak-nyaman-an’ bagi orang lain, yang sengaja maupun tidak sengaja, tapi mereka mau memperbaikinya, ini yang paling penting.

Jadi mari kita jadikan kata ’maaf’ dan ’terima kasih’ spirit kita dalam menjalani kehidupan yang lebih baik lagi.