Friday, August 1, 2008

Greetings !!!

Salam Damai dalam Kristus,

Pembaca terkasih, dalam hidup kita terkadang kita menemui kendala sehingga kita jadi agak tidak bersemangat, nah salah satu vitamin dalam menyemangati kita adalah kalimat-kalimat inspiratif, yang bisa datang dari siapa saja. Salah satu kalimat inspiratif yang saya baca di sebuah majalah yang mengatakan ”Hidup ini adalah perjuangan, maka mulailah hari dengan 3 hal, bekerja, berdoa dan berharap.”

Disana sang tokoh menjelaskan kenapa berdoa diurutkan pada urutan ke-2, bukan pertama, karena Tuhan akan menghargai orang yang telah berjuang. Dan hidup memang adalah serangkaian perjuangan, berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sebagai contoh, berjuang untuk memiliki rumah, mobil idaman atau sekedar melintasi jalanan yang macet saat mengantar anak ke sekolah. Tak ada satupun anugerah yang turun begitu saja dari langit, berdoa dan berharap saja tidaklah cukup, apalagi jika hanya menyesali nasib. Dunia ini memang keras !

Ulang Tahun di Agustus

Selamat Ulang Tahun buat warga Kring kita yang berulang tahun di bulan Agustus ini yaitu bagi :
  1. Ananda Gabriella Hindradjaja (1 Agustus 2008)
  2. Ibu Yenny Rachmat Duta & Agustina Maria ( 2 Agustus 2008 )
  3. Ananda Abigail Aimee Bongata ( 4 Agustus 2008)
  4. Ibu Henrina Basuki & Ananda Andre Prima Nugraha ( 6 Agustus 2008 )
  5. Ibu Nurlaila Christoforus Bernard ( 7 Agustus 2008 )
  6. Ibu Lenny Setiawan ( 8 Agustus 2008 )
  7. Bp. Ernest Joy ( 9 Agustus 2008 )
  8. Ibu Jojor Tua Siregar & Lastiarida Agustina Sinurat ( 11 Agustus 2008 )
  9. Ananda Agustina Alicia Indrawan ( 16 Agustus 2008 )
  10. Ananda Theresa Mahardikarani ( 17 Agustus 2008 )
  11. Ananda Beatus Martua Simamora ( 19 Agustus 2008 )
  12. Ibu Sylvia Francien Umboh/Tante Meiske, Yenny Listiani, Bp. Bernadus Aman Dumadi & Ananda Andry ( 20 Agustus 2008 )
  13. Bp. Fabianus Zaldy ( 21 Agustus 2008 )
  14. Ananda Nathania ( 23 Agustus 2008 )
  15. Ananda Kevin Handy Lianggara, Juan Sebastian Reiner, Bp. Yan Ali Krisnadi & Ibu Maria Vianny Theresia ( 25 Agustus 2008 )
  16. Bp. Vincentius Erwin Anggianto & Ananda Anasthasia Agnes Arum (26 Agustus 2008)
  17. Ananda Krisna Ananta ( 29 Agustus 2008 )
  18. Bp. Albertus Bayu Wicaksono & Alexander Ananta ( 30 Agustus 2008 )
Kami ucapkan juga Selamat Ulang Tahun Perkawinan bagi pasangan-pasangan yang berbahagia ini :
1. Bp. Vincentius Christianto & Ibu Laurentia Jenny (9 Agustusi 2008 )
2. Bp. Rudy Mokodompit & Ibu Florensia Santi Dyah (21 Agustus 2008)

Just info

Mari belajar ikuti petunjuk-petunjuk berikut untuk menyenangkanNya; maka berkatNya akan selalu beserta kita sepanjang hari.
  1. Saat bangun pagi, buatlah tanda salib, persembahkanlah hari yang baru dengan gembira kepadaNya: "Ya Tuhanku, semuanya untukMu!". Perbaruilah rencana dan kehendak baik untuk hari ini.
  2. Pergilah ke pekerjaan dengan gembira. Bekerjalah dengan rajin dan penuh tanggung jawab.
  3. Sepanjang hari ingatlah Tuhan, karena Ia selalu ingat padamu.
  4. Setiap hari ada banyak kesempatan untuk berbuat baik.
  5. Bersikaplah sopan, ramah dan suka menolong dalam bergaul.
  6. Berdoa dulu sebelum makan. Makan secukupnya dan tahu batas, juga tidak perlu pilih- pilih makanan.
  7. Manfaatkanlah waktu luang. Jangan menganggur. Bantulah pekerjaan orang tua karena mereka pun bekerja banyak untukmu.
  8. Bersabarlah dalam sengsara dan penderitaan. Persembahkanlah kesusahanmu kepada Tuhan dan Ia akan memberkatimu dengan berlimpah.
  9. Kuduskanlah hari Minggu dan hari raya yang ditetapkan Gereja. Jangan melalaikan Misa Kudus tanpa ada alasan yang berat.
  10. Waspadalah terhadap godaan, jangan menyetujuinya sedikitpun. Jika jatuh dalam dosa berat, buatlah penyesalan yang sungguh, mohonlah ampun kepada Tuhan.
  11. Sebelum tidur, berdoalah terlebih dahulu. Periksalah batinmu dan sesalilah dosa-dosamu. Periksalah juga apakah engkau telah menepati semua rencana yang kau rencanakan.
  12. Perjuangkanlah iman yang baik, capailah kehidupan kekal,yang merupakan panggilanmu ( 1Tim 6:12)
  13. Ingatlah hai orang Kristen : kamu hanya punya satu jiwa untuk diselamatkan satu Tuhan untuk dicintai dan dilayani, satu keabadian untuk diharapkan. Kematian akan datang, penghakiman menyusulnya; kemudian surga atau neraka untuk selamanya!
  14. Karena itu anak-anak Yesus dan Maria,hindarilah dosa dan semua kesempatan untuk berdosa. Berdoalah tanpa henti dan seringlah mengaku dosa dan menyambut Komuni.
send by Yanti
Diadaptasi dari :Pengadjaran Geredja Katolik Terdjemahan Katekismus Djerman Imprimatur Djakarta, die 25 Iunii 1957 AD + Alexandri Djajasepoetra SJ Vicarius Apostolic de Djakartanus

Ceritakan Pada Dunia Untukku

Posted by John Powell, S.J

Sekitar 14 tahun yang lalu, aku berdiri menyaksikan para mahasiswaku berbaris memasuki kelas untuk mengikuti kuliah pertama tentang teologi iman. Pada hari itulah untuk pertama kalinya aku melihat Tommy. Dia sedang menyisir rambutnya yang terurai sampai sekitar 20 cm dibawah bahunya. Penilaian singkatku: dia seorang yang aneh ? sangat aneh.

Tommy ternyata menjadi tantanganku yang terberat. Dia terus-menerus mengajukan keberatan. Dia juga melecehkan tentang kemungkinan Tuhan mencintai secara tanpa pamrih. Ketika dia muncul untuk mengikuti ujian di akhir kuliah, dia bertanya dengan agak sinis, "Menurut Pastor apakah saya akan pernah menemukan Tuhan? "Tidak," jawabku dengan sungguh-sungguh.
"Oh," sahutnya. "Rasanya Anda memang tidak pernah mengajarkan bagaimana menemukan Tuhan. "
Kubiarkan dia berjalan sampai lima langkah lagi dari pintu, lalu kupanggil. "Saya rasa kamu tak akan pernah menemukan-Nya. Tapi, saya yakin Dialah yang akan menemukanmu. "Tommy mengangkat bahu, lalu pergi. Aku merasa agak kecewa karena dia tidak bisa menangkap maksud kata-kataku.

Kemudian kudengar Tommy sudah lulus, dan saya bersyukur. Namun kemudian tiba berita yang menyedihkan: Tommy mengidap kanker yang sudah parah. Sebelum saya sempat mengunjunginya, dia yang lebih dulu menemui saya. Saat dia melangkah masuk ke kantor saya, tubuhnya sudah menyusut, dan rambutnya yang panjang sudah rontok karena pengobatan dengan kemoterapi.
Namun, matanya tetap bercahaya dan suaranya, untuk pertama kalinya, terdengar tegas. "Tommy !
Saya sering memikirkanmu. Katanya kamu sakit keras?" tanyaku langsung. "Oh ya, saya memang sakit keras. Saya menderita kanker. Waktu saya hanya tinggal beberapa minggu lagi."

"Kamu mau membicarakan itu?" "Boleh saja. Apa yang ingin Pastor ketahui?" "Bagaimana rasanya baru berumur 24 tahun, tapi kematian sudah menjelang? "Jawabnya, "Ini lebih baik ketimbang jadi lelaki berumur 50 tahun namun mengira bahwa minum minuman keras, bermain perempuan, dan memburu harta adalah hal-hal yang 'utama' dalam hidup ini. "Lalu dia mengatakan mengapa dia menemuiku.

"Sesuatu yang Pastor pernah katakan pada saya pada hari terakhir kuliah Pastor. Saya bertanya waktu itu apakah saya akan pernah menemukan Tuhan, dan Pastor mengatakan tidak. Jawaban yang sungguh mengejutkan saya. Lalu, Pastor mengatakan bahwa Tuhanlah yang akan menemukan saya. Saya sering memikirkan kata-kata Bapak itu, meskipun pencarian Tuhan yang saya lakukan pada masa itu tidaklah sungguh-sungguh. "Tetapi, ketika dokter mengeluarkan segumpal daging dari pangkal paha saya", Tommy melanjutkan "dan mengatakan bahwa gumpalan itu ganas, saya pun mulai serius melacak Tuhan. Dan ketika tumor ganas itu menyebar sampai ke organ-organ vital, saya benar-benar menggedor-gedor pintu surga. Tapi tak terjadi apa pun.."

Lalu, saya terbangun di suatu hari, dan saya tidak lagi berusaha keras mencari-cari pesan itu. Saya menghentikan segala usaha itu. Saya memutuskan untuk tidak peduli sama sekali pada Tuhan, kehidupan setelah kematian, atau hal-hal sejenis itu." "Saya memutuskan untuk melewatkan waktu yang tersisa melakukan hal-hal penting," lanjut Tommy. "Saya teringat tentang Pastor dan kata-kata Pastor yang lain: Kesedihan yang paling utama adalah menjalani hidup tanpa mencintai. Tapi hampir sama sedihnya, meninggalkan dunia ini tanpa mengatakan pada orang yang saya cintai bahwa kau mencintai mereka. Jadi saya memulai dengan orang yang tersulit : ayah saya.

Ayah Tommy waktu itu sedang membaca koran saat anaknya menghampirinya. "Pa, aku ingin bicara." "Bicara saja." "Pa, ini penting sekali. "Korannya turun perlahan 8 cm. " Ada apa?" "Pa, aku cinta Papa. Aku hanya ingin Papa tahu itu." Tommy tersenyum padaku saat mengenang saat itu.
"Korannya jatuh ke lantai. Lalu ayah saya melakukan dua hal yang seingatku belum pernah dilakukannya. Ia menangis dan memelukku. Dan kami mengobrol semalaman, meskipun dia harus bekerja besok paginya."

"Dengan ibu saya dan adik saya lebih mudah," sambung Tommy. "Mereka menangis bersama saya, dan kami berpelukan, dan berbagi hal yang kami rahasiakan bertahun-tahun. Saya hanya menyesalkan mengapa saya harus menunggu sekian lama. Saya berada dalam bayang-bayang kematian, dan saya baru memulai terbuka pada semua orang yang sebenarnya dekat dengan saya. "Lalu suatu hari saya berbalik dan Tuhan ada di situ. Ia tidak datang saat saya memohon pada-Nya. Rupanya Dia bertindak menurut kehendak-Nya dan pada waktu-Nya. Yang penting adalah Pastor benar. Dia menemukan saya bahkan setelah saya berhenti mencari-Nya.

"Tommy," aku tersedak, "Menurut saya, kata-katamu lebih universal daripada yang kamu sadari. Kamu menunjukkan bahwa cara terpasti untuk menemukan Tuhan adalah bukan dengan membuatnya menjadi milik pribadi atau penghiburan instan saat membutuhkan, melainkan dengan membuka diri pada cinta kasih." "Tommy," saya menambahkan, "boleh saya minta tolong? Maukah kamu datang ke kuliah teologi iman dan mengatakan kepada para mahasiswa saya apa yang baru kamu ceritakan?

"Meskipun kami menjadwalkannya, ia tak berhasil hadir hari itu. Tentu saja, karena ia harus berpulang. Ia melangkah jauh dari iman ke visi. Ia menemukan kehidupan yang jauh lebih indah daripada yang pernah dilihat mata kemanusiaan atau yang pernah dibayangkan. Sebelum ia meninggal, kami mengobrol terakhir kali. Saya tak akan mampu hadir di kuliah Bapak," katanya. "Saya tahu, Tommy." "Maukah Bapak menceritakannya untuk saya? Maukah Bapak menceritakannya pada dunia untuk saya?" "Ya, Tommy. Saya akan melakukannya. "

Profil Ibu Festi

Profil kita kali ini memperkenalkan ibu Adriana Festi Nurulita, akrab dipanggil bu Festi, yang saat ini membantu kring sebagai Seksi Liturgi. Lahir di Surabaya pada tanggal 19 Februari 1970. Pendidikan SD dan SMP Negeri di Jakarta Selatan dan SMA di Rumbai Pekanbaru,Riau. Cita-cita awalnya ingin menjadi seorang arsitek, namun ibu Festi toh memilih menuntut ilmu di bidang komunikasi massa di IISIP Jakarta yang berhasil diselesaikan pada tahun 1993. Selanjutnya, ibu Festi memperdalam kualifikasinya dengan mengambil program konsentrasi Marketing Communication di Singapura selama kurang lebih setahun.
Setelah menyelesaikan pendidikan, ibu Festi bekerja di Broadcast Design Indonesia (rumah produksi), lalu di Samsung Electronics Indonesia sebagai PR/Marketing dan Secretary to BOD, dan akhirnya sebagai Corporate Relations di Principal Indonesia - perusahaan financial dan manajemen aset di Jakarta.
Atas bantuan seorang teman, ibu Festi berkenalan dengan bapak Albertus Bayu Wicaksono, akrab dipanggil pak Bayu), setelah melalui masa perkenalan 7 tahun, maka pada Oktober 1999 di Jakarta, kedua insan ini memutuskan untuk menikah. Mereka dikaruniai sepasang buah hati, Bunga (lahir tahun 2001) dan Gading (lahir tahun 2003). Pada bulan April 2004, keluarga muda ini pindah ke Balikpapan karena pak Bayu bertugas di perusahaan pertambangan asing. Hari-hari dilalui ibu Festi dengan kesibukan mengurus keluarga dan aktif dalam perkumpulan ibu-ibu di perusahaan tempat suaminya bekerja.
Selain menekuni Pilates, olahraga yang dijalaninya setahun belakangan ini, ia juga gemar berkebun, menata rumah dan memasak BBQ, Western/Chinesse food kegemaran keluarga. Yang pasti, sejalan dengan komitmennya sebagai Ibu, ia selalu senang jika bisa mengajari sendiri anak-anaknya belajar di rumah dan berusaha membantu memilihkan yang terbaik untuk mereka.

Family Day 2008

Pembaca .... sebagai penutup warta Agustus, kami sajikan laporan Family Day Kring kita tercinta St. Maria Immaculata. Family Day yang kita adakan pada tanggal 30 Juli 2008 ternyata sangat meriah suasananya dan makanannya berlimpah ruah. Awalnya, panitia agak khawatir pesertanya tidak cukup rame, karena respon yang diterima ramenya setelah mendekati hari H.

Tapi kebat-kebitnya hati panitia, khususnya Ketua Kring kita Bp. Ignatius Lim, diganjar dengan acara yang meriah, kegembiraan makin terasa terutama saat kita mengikuti permainan-permainan yang cukup mempermainkan kita, ada yang ditutup matanya, ada yang di suruh menirukan suara hewan, ada yang dikerjai dengan tusuk gigi, semuanya menambah kegembiraan karena kita bisa kumpul bersama.
Dan kompaknya selain pulang membawa hadiah dan doorprize hampir semua warga Kring Maria Immaculata pulang membawa singkong, yah ternyata kita semua anak singkong !

Sampai ketemu di next Family day !